Mengintip Masa Lalu
Seperti biasa, aku
selalu sampai di kantor lebih awal dibanding teman lainnya. Jam 07.30 wib aku
sudah mulai ritual buka laptop, cek e-mail masuk, melihat catatan to do list di
agenda yang aku tulis setiap malam sebelumnya untuk dikerjakan keesokan
harinya. Kenapa harus susah-susah mencatat? Ya, karena pertama, aku sangat membutuhkan catatan itu agar setiap
waktunya diisi dengan pekerjaan yang berguna dan sesuai dengan tujuan yang
dicapai. Sedangkan alasan kedua, agar pekerjaan tidak menumpuk karena kelupaan..
hehehe.
Sebelum memulai
kegiatan di kantor, aku selalu memulai dengan doa agar apa yang aku kerjakan
hari ini diberi kemudahan dan kelancaran oleh Allah swt.
E-mail yang masuk
aku prioritas baca dari pelanggan-pelangganku, permintaan perbaharui data, info
keanggotaan, pertanyaan langganan, permintaan pencarian data, dan lainnya.
Rasanya sangat
senang bekerja pagi lebih awal saat rekan-rekan lainnya belum hadir di kantor,
lebih menghayati, fokus karena sepi hanya ada 2 bapak cleaning services yg
sedang sibuk membersihkan tiap ruangan, udara pendingin ruangan masih sejuk,
bersih, dan wangi.
Tempat tinggalku
memang tak jauh jaraknya dari kantor, hanya 20 menit ditempuh berjalan kaki, alias
aku nge kos. Tempat tinggalku sebelumnya numpang di rumah saudara ke saudara
lain, sekitar hampir 4 tahun. Sampai aku menemukan tempat kos sekarang ini.
Tak terasa, sudah 15
tahun aku bekerja di kantor ini di bagian Penjualan, dan sejak 4 tahun terakhir
aku diberi kepercayaan oleh pimpinan Perusahaan sebagai pengelola divisi ini.
Selalu bersyukur,
melakukan pekerjaan dengan ikhlas dan maksimal, berdoa kepada Allah swt agar
cita-cita dapat ku peroleh oneday. Keinginan berangkat umroh dan Haji ke Tanah
suci bersama keluarga, punya rumah yg sederhana, kendaraan motor dan mobil
pribadi, memiliki sekolah social dari TK sampai SD.
Hari ini, aku
merenungi perjalanan hidupku yg lalu penuh dengan lika liku manis, pahit,
menangis, tertawa, merasa terhina, dipandang sebelah mata. Alhamdulillah..aku
bisa melaluinya dengan sadar dan ikhlas.
Aku punya rencana,
Allah yg menentukan. Keinginanku yg belum Allah berikan adalah jodoh. Siapakah
jodohku, kapankah, dimanakah, bagaimanakah? Hanya Allah yg maha mengetahui.
Aku belum sanggup
mengungkapkan keinginanku tentang jodohku disini. Biarlah hanya aku yg tau, yg
penting tetap usaha dan doa saja..
Komentar